PT Saraswanti Anugerah Makmur menuntaskan proyek pembangunan pabrik pupuk NPK tahap keempat di Mojosari, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur dengan nilai investasi Rp 110 miliar. Menteri Badan Usahan Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan meresmikan langsung pabrik pupuk NPK pada tanggal 10 November lalu.
Direktur Pengembangan PT Saraswanti Anugerah Makmur Edi Premono mengungkapkan proyek itu melengkapi realisasi pembangunan pabrik pupuk yang telah dikembangkan dalam tiga tahap di Mojosari dan Medan. Dengan begitu, kapasitas terpasang pabrik pupuk NPK milik kelompok usaha Saraswanti kini telah mencapai 370.000 ton per tahun. Jenis pupuk yang diproduksi terdiri dari NPK Briket dan Granule yang merupakan hasil kemitraan dengan pusat penelitian perkebunan milik PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN).
Kelompok Usaha Saraswanti berencana meningkatkan kapasitas produksi perusahaan pupuknya hingga 710.000 ton per tahun dengan membangun sejumlah pabrik baru di Medan, Palembang, dan Kalimantan Tengah. Perkiraan investasi pembangunan pabrik baru di luar Jawa itu sekitar Rp 240 miliar. Rencana ini akan direalisasikan secara bertahap dibangun mulai tahun depan, sehingga peningkatan kapasitas produksi yang diinginkan dapat terealisasi pada 2014.
Pembangunan pabrik-pabrik baru itu akan membuat Kelompok Usaha Saraswanti lebih mampu menyerap kebutuhan pasar, menyusul meningkatnya kebutuhan pupuk terutama bagi sektor perkebunan. Sepanjang tahun ini, kebutuhan pupuk NPK untuk perkebunan nasional berkisar 6,8 juta ton. Konsumsi pupuk NPK diperkirakan akan terus melonjak hingga 7,6 juta ton per tahun pada 2014.
Hingga kini, 75{949be08232a76346132f841c7d1b764a27d8e69c83e8c3d313622b38b1c4cfff} kebutuhan pupuk NPK untuk sektor perkebunan nasional dipasok oleh industri di dalam negeri baik BUMN, swasta nasional, hingga PMA, sisanya disuplai melalui mekanisme impor. Dengan begitu, kue bisnis industri pupuk NPK masih tergolong besar. Untuk itu, dirasakan perlu bagi Kelompok Usaha Saraswanti untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi untuk menjaga kompetisi pasar dan meningkatkan daya saing. Apalagi, kebutuhan pupuk NPK akan semakin tinggi dalam beberapa tahun ke depan.
Produksi pupuk NPK milik Saraswanti telah didistribusikan bagi sejumlah perkebunan tebu, kelapa sawit, dan karet dengan kapasitas mencapai 7 juta ton per tahun. Kelompok Usaha Saraswanti memproduksi jenis pupuk yang berbeda untuk setiap komoditas perkebunan, karena kebutuhan setiap tanaman tidaklah sama untuk memaksimalkan yield produksi. Selain Halei, ada pula pupuk khusus kelapa sawit atau Palmo, pupuk khusus perkebunan karet yakni Pukalet, serta pupuk khusus perkebunan kopi dan kakao, yakni Koka.
Pasokan pupuk produksi Saraswanti hingga kini masih terkonsentrasi menyuplai kebutuhan perkebunan kelapa sawit dengan alokasi distribusi mencapai 40{949be08232a76346132f841c7d1b764a27d8e69c83e8c3d313622b38b1c4cfff}, menyusul perkebunan karet sekitar 20{949be08232a76346132f841c7d1b764a27d8e69c83e8c3d313622b38b1c4cfff}—30{949be08232a76346132f841c7d1b764a27d8e69c83e8c3d313622b38b1c4cfff}, perkebunan tebu sebesar 20{949be08232a76346132f841c7d1b764a27d8e69c83e8c3d313622b38b1c4cfff}, dan sisanya memenuhi kebutuhan kebun-kebun kopi dan kakao. Kelompok Usaha Saraswanti mendistribusikan sekitar 700 kilogram pupuk setiap tahun untuk 8 juta hektare perkebunan sawit nasional. Angka itu masih berpotensi meningkat karena industri sawit sedang berkembang pesat.