Surabaya (Antara Jatim) – Kelompok usaha Saraswanti Group menggandeng Ocean University of China dalam percepatan pembangunan pabrik pupuk di sejumlah daerah di Indonesia untuk meningkatkan kapasitas produksi sekitar 440.000 ton.

Chief Executive Officer Saraswanti Group Y.N Hari Hardono kepada wartawan di Surabaya, Selasa, menjelaskan selain tenaga ahli, perguruan tinggi asal Tiongkok itu juga akan menyuplai sebagian peralatan produksi pabrik.

“Ocean University merupakan salah satu perguruan tinggi tertua di Tiongkok yang memiliki banyak ilmuwan dan juga produsen peralatan pabrik pupuk. Mereka juga memiliki pengalaman membangun pabrik pupuk di beberapa negara seperti Turki dan kawasan Timur Tengah,” ungkap Hardono.

Menurut ia, kerja sama dengan perguruan tinggi Tiongkok itu sebenarnya sudah dilakukan sejak 2010, namun pada Oktober 2014 kembali dilanjutkan setelah Saraswanti Group mengerjakan proyek pembangunan pabrik baru.

“Kami sudah berkunjung ke Tiongkok, dan beberapa tenaga ahli dari universitas tersebut juga melakukan peninjauan ke beberapa pabrik kami. Mereka siap membantu proyek yang sedang kami kerjakan,” tambahnya.

Ada empat pabrik baru yang saat ini sedang dibangun Saraswanti Group, yakni Medan, Riau, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi, dengan kapasitas produksi masing-masing 100.000 ton per tahun.

Pabrik pupuk di Medan, Kalteng dan Sulawesi akan memproduksi pupuk NPK Granule, sedangkan pabrik pupuk di Riau memproduksi Dolomit.

Selain itu, perusahaan tersebut juga akan menambah kapasitas produksi pabrik pupuk NPK Briket di Medan, dari saat ini hanya 60.000 ton menjadi 100.000 ton per tahun.

“Total investasi dan modal kerja yang dialokasikan untuk pembangunan pabrik dan penambahan kapasitas produksi tersebut mencapai Rp683,5 miliar dan 6,21 juta dolar AS. Sebagian dana dari kas internal perusahaan dan lainnya dari pinjaman perbankan,” jelas Chief Operating Officer Divisi Pupuk Saraswanti Group, H Yahya Taufik.

Ia menambahkan proyek yang awalnya direncanakan selesai pada akhir 2015 itu, diproyeksikan rampung lebih cepat, karena sejumlah proses perizinan dan pengerjaan fisik, termasuk instalasi mesin bisa dipercepat.

“Untuk pabrik dolomit di Riau selesai pada Mei 2015, kemudian pabrik NPK Briket di Medan dijadwalkan sudah beroperasi Juni 2015. Pabrik NPK Granule Medan rampung pada Agustus dan yang di Kalteng selesai Oktober,” tutur Yahya.

Sementara pabrik NPK Granule yang dibangun Saraswanti Group di Sulawesi diproyeksikan beroperasi pada 2016.

Dengan pembangunan pabrik baru dan penambahan kapasitas tersebut, lanjut Yahya Taufik, total kapasitas produksi pupuk seluruh pabriknya pada 2016 menjadi 860.000 ton, sedangkan saat ini baru sekitar 420.000 ton.

Pupuk NPK produksi Saraswanti Group dikhususkan bagi lahan perkebunan, seperti kelapa sawit, tebu, dan kopi. Perusahaan ini juga bekerja sama dengan sejumlah lembaga penelitian untuk kepentingan riset dan teknologi bagi pengembangan produk.

“Potensi pasar pupuk NPK atau pupuk majemuk di Indonesia masih sangat besar, karena produksi yang ada di dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan nasional. Kebutuhannya sekitar 7,8 juta ton, sementara produksi nasional masih sekitar 2,5 juta ton,” ujar Yahya. (*)

Sumber: www.antarajatim.com