Dalam rangka memperingati 100 tahun Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember, menyelenggarakan sebuah event nasional “Temu Lapang Kopi 2011” dengan tema “Percepatan Alih Teknologi Untuk Mendukung Agribisnis Kopi Berkelanjutan”. Adapun acara ini digelar dua hari (15-16 Juni 2011) bertempat di gedung Puslitkoka Jember, namun khusus untuk hari kami (16 Juni) acara dilaksanakan dengan melaksanakan kunjungan lapangan ke kebun percobaan di Andungsari Kecamatan Pakem, Bondowoso, Jawa Timur.

Acara yang digelar oleh Puslitkoka tersebut sedikit banyak memberikan pola agribisnis yang berkelanjutan di sektor kopi. Workshop ini menampilkan pola budidaya kopi yang baik dan berkelanjutan, bahwa Kopi tidak hanya memiliki nilai jual pada tingkatan biji, namun dari serangkaian produksi kopi dapat menghasilkan nilai tambah yang cukup besar. Mulai dari kulit kopi yang dapat digunakan sebagai pakan ternak (sapi dan kambing), kemudian kotoran ternak tersebut dapat diolah sehingga menghasilkan energi yang dapat digunakan sebagai bahan bakar prosesing kopi (Instan dan bubuk).

Temu Lapang Kopi tersebut dibuka secara langsung oleh Wakil Menteri Pertanian RI. Acara yang digelar dua hari tersebut merupakan event nasional yang diikuti dari sejumlah praktisi bisnis (swasta dan negara), pemerintah, akademisi, petani/produsen kopi, UKM dan LSM. Banyak hal positif yang didapat dari acara Temu Lapang Kopi ini, pasalnya panitia menyediakan sesi khusus bagi petani kopi untuk bertemu langsung dengan buyer atau bisnis (nasional/ internasional) sehingga mereka dapat secara langsung sharing mengenai kopi dari masing masing produsen, dan yang lebih penting lagi adalah produsen dapat menawarkan langsung kopi mereka kepada bisnis dengan tanpa perantara.

PT Saraswanti  Anugerah Makmur, sebagai salah satu produsen pupuk terbesar ikut berpartisipasi dengan memamerkan Koka, pupuk khusus tanaman kopi dan coklat yang mengandung Hara makro, hara mikro dan bahan pelepas lambat (slow release agent – SRA), sebuah produk andalan yang diformulasi dan direkomendasikan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) – Jember.